1. Nabi Ibrahim datang ke Mekah.
Bahwa rumah Allah Israel yang pertama dibangun adalah Bait Allah yang terletak
di Yerusalem diakui oleh Muhammad pada awal upayanya menjadi nabi. Karena itu
umat Islam yang awal, diperintahkan dalam sholat menghadap Kiblat yang berada di
Yerusalem, yaitu Bait Allah yang dibangun oleh Salomo, raja Yahudi, pada tahun
1000 SM.
Bukti Muhammad mengakui bahwa Islam pernah berkiblat ke Bait Allah di Yerusalem
ada di ayat 2:142:
2:142. Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah
yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu
mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan
barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang
lurus".
Yang dimaksud Baitul Maqdis adalah Bait Allah Israel yang terletak di Yerusalem.
Setelah tidak ada orang Yahudi mau menjadi Islam, kiblat Islam dipindahkan oleh
Muhammad ke Kabah, yang waktu itu masih dikuasai oleh suku Quraisy sebagai
tempat pemujaan. Lalu Muhamamd berbohong tentang rumah Tuhan (Baitullah) dengan
mengatakan bahwa Baitullah yang pertama di bangun adalah Kabah yang di Mekah.
Perhatikan ayat berikut.
3:96. Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat)
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi
petunjuk bagi semua manusia.
Muhammad menambahkan kebohongannya dengan memasukkan ke dalam al-Quran bahwa
maqam Ibrahim ada di Kabah dan Ibrahim pernah datang ke Kabah lalu diperintahkan
oleh Awloh untuk membersihkan bangunan itu.
2:125. Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat
berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam
Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail:
"Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku'
dan yang sujud."
2:127. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar
Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami
(amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
3:97. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji),
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
Jika Ibrahim yang dimaksud Muhammad tokoh yang berbeda dengan Abraham yang ada
di Alkitab sebenarnya tidak masalah tetapi karena al-Quran mencantumkan juga
bahwa putra Abraham adalah Ismael dan Ishaq dan keponakan Ibrahim adalah Luth,
tidak bisa dipungkiri bahwa yang dimaksud Muhammad dengan Ibrahim adalah Abraham
yang ada di Alkitab dan di dalam Alkitab disebutkan makam Abraham ada di Gua
Makhpela di Tanah Kanaan (Israel sekarang), dengan demikian makam Ibrahim di
Mekah menjadi bohong.
Kejadian 25:7-11
Abraham mencapai umur seratus tujuh puluh lima tahun, lalu ia meninggal. Ia mati
pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan
kepada kaum leluhurnya. Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia
dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang
letaknya di sebelah timur Mamre, yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di
sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya
Menurut cerita Abraham yang ada di dalam Alkitab, mula-mula Abraham adalah
penduduk Ur-Kasdim yang terletak di lembah sungai Messopotamia (Irak sekarang)
lalu pergi ke Tanah Kanaan. Karena ada kelaparan di Tanah Kanaan, Abraham dan
keluarganya mengungsi ke Mesir, lama tinggal di Mesir menjadi kaya lalu kembali
ke Tanah Kanaan sampai meninggal di Tanah Kanaan. Jarak yang ditempuh dari
Messopotamia ke Tanah Kanaan, lalu ke Mesir dan kembali lagi ke Tanah Kanaan
sekitar 2000 km. Dengan berjalan kaki jarak sejauh itu mungkin saja ditempuh
selama hidup. Tetapi menjadi tidak mungkin, Muhammad mengatakan Ibrahim datang
ke Mekah yang jaraknya sekitar 1200 km dari Tanah Kanaan dan meninggal di Mekah.
Ketika Muhammad hidup kisah tentang Abraham yang ada di Alkitab sudah berusia
sekitar 1200 tahun, lalu Muhammad tiba-tiba mengatakan maqam Ibrahim ada di
Mekah, menjadi jelas bohong besar. Araham tidak mungkin datang ke Mekah dan
tidak ada alasan datang ke Mekah karena 2500 tahun sebelum Muhammad lahir belum
ada kehidupan di Mekah dan orang yang namanya Abraham diperkirakan hidup 2000
tahun sebelum Masehi atau 2500 tahun sebelum Muhammad lahir.
Jika cerita tentang Ibrahim yang dimaksudkan Muhammad hanyalah dongeng yang
tidak perlu diangap seritus tidak menjadi masalah. Tetapi karena al-Quran harus
dipercaya sebagai kata-kata Awloh dan cerita Ibrahim berasal dari Awloh yang
tidak mungkin salah persoalan menjadi serius. Jika sejarah Kabah ditulis apa
adanya, dibangun oleh orang Arab Quraisy sebagai tempat pemujaan yang diduga ada
pengaruh Hindu dan cerita itu ditulis dalam sejarah Arab, maka apa yang
didongengkan oleh Muhammad di dalam al-Quran menjadi salah dan akan menunjukkan
bahwa al-Quran isinya bohong. Karena itu dengan sengaja orang Arab menghapus
sejarah masa lalu bangsanya sendiri agar al-Quran tidak terbongkar bohongnya.
Coba cari sejarah Arab sebelum Islam sudah dihapus dan belakangan ada yang
menulis sejarah Kabah berdasarkan penelitian. Tuisan itu pernah ada di internet,
tetapi kemudian hilang sejak ribut-ribut Kartun nabi.
2. Air Zam-zam
Salah
satu kegiatan penting orang yang baik haji adalah mendapat air Zam-zam
dan sedapat mungkin membawa pulang air Zam-zam sebagai oleh-oleh. Dalam
cerita Islam air Zam-zam itu berasal dari cerita Siti Hagar dan anaknya
Ismail yang sumber aslinya ditulis di dalam Kitab Kejadian yang sudah
ditulis oleh orang Yuhudi sekitar 1250 tahun sebelum Muhammad lahir.
Perhatikan cerita di bawah ini.
Pada mulanya Sarai istri Abram
(kemudian nama itu diganti oleh Tuhan menjadi Abraham dan istrinya dari
Sarai menjadi Sara) yang mandul menjadi putus asa karena janji Tuhan
memberinya keturunan tidak juga dipenuhi, lalu ia memberikan budaknya
yang orang Mesir yang dalam Aliitab disebut bernama Hagar, untuk
disetubuhi oleh suaminya dan ketika Hagar mengandung, budak itu mulai
menyebalkan Hagar lalu Hagar curhat kepada suaminya.
Kejadian 16:
6-16 Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu;
perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Lalu Sarai menindas
Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. Lalu Malaikat TUHAN
menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air
di jalan ke Syur. Katanya: "Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu
dan ke manakah pergimu?" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai,
nyonyaku." Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada
nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya." Lagi kata
Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak
keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya."
Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan
akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab
TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Seorang laki-laki
yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya
akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan
dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."
Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan
sebutan: "Engkaulah El-Roi." Sebab katanya: "Bukankah di sini kulihat
Dia yang telah melihat aku?" Sebab itu sumur tadi disebutkan orang:
sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered. Lalu Hagar melahirkan
seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang
dilahirkan Hagar itu Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun,
ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.
Setelah itu ternyata
janji tuhan dipenuhi, Sara mengandung dan lahirlah Ishak. “Adapun
Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya.”
(Kejadian 21:5)
Setelah mendapatkan anak, Sara tidak senang dengan Ismael Perhatikan cerita selanjutnya.
Kejadian
21: 8-21 Bertambah besarlah anak itu dan ia disapih, lalu Abraham
mengadakan perjamuan besar pada hari Ishak disapih itu. Pada waktu itu
Sara melihat, bahwa anak yang dilahirkan Hagar, perempuan Mesir itu bagi
Abraham, sedang main dengan Ishak, anaknya sendiri. Berkatalah Sara
kepada Abraham: "Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak
hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku
Ishak." Hal ini sangat menyebalkan Abraham oleh karena anaknya itu.
Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena
hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu,
haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu
ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu juga
akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu." Keesokan harinya
pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya
kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar,
kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan
mengembara di padang gurun Bersyeba. Ketika air yang dikirbat itu habis,
dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh,
kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat
anak itu mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara
nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru
dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau
susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak
itu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anak itu, dan
bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar."
Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia
pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum.
Allah menyertai anak itu, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di
padang gurun dan menjadi seorang pemanah. Maka tinggallah ia di padang
gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah
Mesir.
Dari cerita itu Muhammad memasukkan ke dalam al-Quran
cerita Ismail tetapi hanya sebagian kecil dan berubah dari aslinya.
Muhammad mengaku disuruh Tuhan menceritakan kisah Ismail kepada orang
Arab dan cerita itu ada di dalam al-Quran.
19:54-55. Dan
ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut)
di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya,
dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk
bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai
di sisi Tuhannya.
2:127. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya
berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
2:125.
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat
berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian
maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim
dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang
i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud."
Di dalam al-Quran tidak
disebutkan bahwa mata air Zam-zam adalah mata air yang tiba-tiba muncul
setelah Hagar membuang Ismail tetapi dalam cerita Islam disebutkan bahwa
mata air Zam-zam itu adalah mata air yang tiba-tiba muncul setelah
Hagar melempar Ismail. Jarak dari sumur yang diceritakan di dalam
Alkitab ke sumur Zam-zam sekitar 1200 km dan tidak mungkin wanita Mesir
itu bejalan sejauh itu bersama anaknya yang berumur 14 tahun. Cerita
tentang air Zam-zam dikaitkan dengan Hagar dan Ismail jelas hanya
dongeng Muhammad yang aslinya bersumber dari Alkitab. Sesungguhnya
Muhammad tidak perlu mengatakan Awloh yang menyuruhnya menceritakan
tentang Hagar dan Ismail. Sebaiknya jujur saja bahwa dongeng itu
karangannya sendiri dan jika itu memang dongeng ya tidak apa-apa orang
boleh percaya, boleh tidak.
Karena jumlah orang yang naik haji
bertambah, pemerintah Arab Saudi khawatir bahwa air Zam-zam satu saat
akan habis lalu dicari jalan keluar. Diundanglah kafir Amerika untuk
mengatasi masalah itu karena Awloh yang disembah dengan
nunggang-nungging lima kali sehari tidak peduli bahwa air Zam-zam akan
habis. Kafir Amerika mengusulkan dibuat penyulingan air laut. Pemerintah
Arab Saudi setuju lalu dibangunlah penyulingan air laut dengan
kapasitas besar dan agar pembangunan instalasi itu tidak diketahui umum,
dibuat di bawah tanah. Walau dirahasiakan, pembangunan instalasi
penyulingan air laut itu pernah dimuat di majalah Times.
3. Padang Arafah (Jabal Rahma)
Seorang
teman yang baru pulang dari haji bercerita tentang Padang Arafah yang
katanya tempat diturunkannya Adam dan Hawa dari surga. Mendengar cerita
itu saya bertanya dari mana sumber cerita itu? Lalu dia menunjukan
kepada saya buku panduang naik haji yang dikeluarkan Departeman Agama RI
dan dibagikan kepada calon jemaan sebelum berangkat haji dan memang
saya baca di buku itu diceritakan bahwa Padang Arafah adalah tempat
bertemunya Adam dan Hawa, manusia pertama di dunia.
Lebih dari
1000 tahun sebelum Muhammad, orang buta huruf yang ingin menjadi nabi
dilahirkan, kisah tentang Adam sudah ada di Kitab Kejadian, salah satu
kitab dari lima kitab yang berasal dari zaman Musa dan Musa diperkirakan
hidup di dunia lebih dari 1500 tahun sebelum Muhammad lahir.
Di dalam Kitab Kejadian tidak disebutkan di mana Adam dan Hawa diturunkan dari Surga ke Bumi, lihat cerita selengkapnya.
Kejadian
2:8-25 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur;
disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. (9) Lalu TUHAN
Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang
baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman
itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. (10) Ada
suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ
sungai itu terbagi menjadi empat cabang. (11) Yang pertama, namanya
Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat
emas ada. (12) Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah
dan batu krisopras. (13) Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang
mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. (14) Nama sungai yang ketiga
ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai
yang keempat ialah Efrat. (15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan
menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman
itu. (16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua
pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (17) tetapi
pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau
mati." (18) TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu
seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan
dengan dia." (19) Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang
hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia
itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang
diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah
nanti nama makhluk itu. (20) Manusia itu memberi nama kepada segala
ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan,
tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan
dia. (21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia
tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup
tempat itu dengan daging. (22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah
dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya
kepada manusia itu. (23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia,
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai
perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." (24) Sebab itu seorang
laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (25) Mereka keduanya
telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Kejadian
3:1-24 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di
darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan
itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu
makan buahnya, bukan?" Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah
pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah
pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu
makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." Tetapi ular itu berkata
kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah
mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan
kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan
suaminyapun memakannya. Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka
tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan
membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang
berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah
manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan
dalam taman. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman
kepadanya: "Di manakah engkau?" Ia menjawab: "Ketika aku mendengar,
bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku
telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Firman-Nya: "Siapakah yang
memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan
dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?" Manusia itu menjawab:
"Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah
pohon itu kepadaku, maka kumakan." Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah
kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab
perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." Lalu
berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat
demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara
segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu
tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan
antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya;
keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan
tumitnya." Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu
mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan
melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan
berkuasa atasmu." Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau
mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah
Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah
tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu
dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan
dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi
makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau
kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab
engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." Manusia itu memberi
nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang
hidup. Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia
dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Berfirmanlah
TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu
dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan
sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon
kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."
Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan
tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah
timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang
bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon
kehidupan.
15:26. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
(Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk.
2:36. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan
dari surga itu[*] dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami
berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain,
dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai
waktu yang ditentukan."
[*]. Adam dan Hawa dengan tipu daya syaitan
memakan buah pohon yang dilarang itu, yang mengakibatkan keduanya keluar
dari surga, dan Allah menyuruh mereka turun ke dunia.
Salam Damai